Gambar Sampul Seni Budaya · BAB 6 KRITIK TARI
Seni Budaya · BAB 6 KRITIK TARI
Sem Cornelyus Bangun

24/08/2021 12:25:44

SMA 11 2013

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

46

kelas XI SMA/SMK/MA/MAK

semester 2

Alur Pembelajaran

Kritik Karya Tari

Nilai Estetis

Nilai Etis

Nilai Sosial

Pada Bab 6 ini, peserta didik diharapkan :

1.

Mendeskripsikan tari berdasarkan nilai estetis dan nilai etis.

2.

Mengidentifikasikan tari berdasarkan nilai estetis dan nilai etis.

3.

Melakukan kritik tari berdasarkan nilai estetis dan nilai etis.

4.

Melakukan asosiasi tari berdasarkan nilai estetis dan nilai etis.

5.

Mengkomunikasikan kritik tari berdasarkan nilai estetis dan

nilai etis secara lisan dan tulisan.

6.

Mengkomunikasikan kritik tari berdasarkan nilai sosial dan nilai

kerjasama secara lisan dan tulisan.

Kritik Tari

BAB

6

47

Seni Budaya

Aktivitas Mengamati

Amatilah salah satu tarian yang berada di lingkunganmu!

Kemudian carilah tokoh tari di sekitar lingkunganmu, amatilah

tariannya, kritiklah berdasarkan nilai estetis, nilai etis, nilai sosial

dan nilai kerjasama secara lisan dan tulisan.

Aktivitas Menanyakan

Setelah mengamati pertunjukan tari dari sumber lain di lingkungan

sekitarmu, kamu dapat melakukan diskusi dengan teman.

1.

Bentuklah kelompok diskusi 2 sampai 4 orang.

2.

Pilihlah seorang moderator dan seorang sekretaris untuk

mencatat hasil diskusi.

3

.

Untuk memudahkan mencatat hasil diskusi, gunakanlah tabel

y

ang tersedia dan kamu dapat menambahkan kolom sesuai

dengan kebutuhan.

Format Diskusi Hasil Pengamatan Modifikasi Karya Tari

Nama anggota

:

Hari/t

anggal pengamatan

:

No.

Aspek yang Diamati

Uraian Hasil Pengamatan

1

Kritik tari berdasarkan nilai estetis

2

Kritik tari berdasarkan nilai etis

3

Kritik tari berdasarkan nilai sosial

4

Kritik tari berdasarkan nilai kerjasama

Aktivitas Mengasosiasi

1.

Setelah kamu berdiskusi berdasarkan hasil mengamati tokoh

tari, modifikasi gerakan berdasarkan hitungan bacalah konsep

tentang iringan, hitungan dan pola lantai.

2

.

Kamu dapat memperkaya dengan mencari ma

teri dari sumber

belajar lainnya

48

kelas XI SMA/SMK/MA/MAK

semester 2

A. Konsep

Kritik

Tari

Kritik tari secara umum sepanjang sejarahnya menjadi sebuah

wacana yang kurang menyenangkan untuk seseorang yang terkena,

karena tidak jarang pengertian kritik selalu dikaitkan dengan persepsi

mengenai ‘celaan’, ‘makian’, ‘gugatan ‘, atau ‘koreksi’. Akibatnya orang

yang terkena kritik menjadi kesal, merasa direndahkan, dilecehkan,

tidak dihargai, atau dibantai. Tetapi benarkah demikian? Masalahnya

adalah bagaimana cara mengemukakan kritik itu sendiri. Seyogyanya

mengkritik dilakukan dengan santun, argumen yang jelas, seimbang

dan adil dalam memaparkan potensi seni yang ditulisnya. Posisi

seorang kritikus adalah penengah antara seniman dan audiens/

penonton, yang memiliki peran seperti pendidik seni. Dengan

demikian melalui tulisan kritikus, seorang seniman serta masyarakat

umum memahami kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada

sebuah karya seni serta tahu solusi untuk merevisinya.

Istilah kritik itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata

krites (kata benda) yang bersumber dari kata “Kriterion” yaitu kriteria,

sehingga kata itu diartikan sebagai kriteria atau dasar penilaian.

Dengan demikian kita memberikan kritik itu harus memiliki dasar

kriteria sebagai acuan. Menurut pendapat kalian apakah kritik

tari itu diperlukan? Betul kritik tari diperlukan oleh koreografer

sebagai bagian dari sebuah evaluasi untuk meningkatkan kualitas

kreativitas koreografinya, karena kritik adalah tanda penghargaan

audiens terhadap proses kreatifnya.

Seorang kritikus tari akan memberikan pandangan yang rinci

disertai argumen cerdas dalam mengevaluasi karya tari, memberikan

pemahaman kepada masyarakat umum mengenai nilai-nilai estetis

yang ada pada sebuah karya. Dengan demikian kritik yang baik itu

bersifat membangun, memberi evaluasi sekaligus memberi motivasi.

B. Nilai

Estetis

Tari

Estetis atau estetika adalah nilai keindahan yang terdapat

dalam karya seni. Seni tari sebagai bagian dari seni umumnya,

sudah tentu memiliki nilai estetis untuk kriteria menilai keindahan

gerak. Umumnya untuk menilai karya tari, dilakukan dengan

memperhatikan konsep estetis seperti bagan di bawah ini.

49

Seni Budaya

Menilai Karya Tari

Wiraga

Wirama

Wirasa

Wiraga digunakan untuk menilai :

Kompetensi menari, meliputi keterampilan menari, hafal

terhadap gerakan, ketuntasan, kebersihan dan keindahan

gerak.

Wirama untuk menilai :

Kesesuaian dan keserasian gerak dengan irama (iringan),

kesesuaian dan keserasian gerak dengan tempo.

Wirasa adalah tolok ukur harmonisasi antara wiraga (sebagai

unsur kriteria kemahiran menari) dan wirama (sebagai unsur

kesesuaiannya dengan iringan tari), kesesuaian dengan busana

dan ekspresi dalam menarikannya.

Pertanyaannya, apakah bisa kalian menilai tari Bali, tari

Jawa, tari Sumatera dan tari etnis lainnya dengan kriteria wiraga,

wirama, wirasa? Untuk menjawab pertanyaan ini memerlukan

pemahaman yang komprehensif, bukan!. Kalau kalian perhatikan,

setiap etnis memiliki kaidah estetis tari yang berbeda. Unsur wiraga,

wirama dan wirasa tentu saja akan berbeda Marilah kita urai dan

analisis mengenai estetika tari. Apa yang kalian bisa amati dalam

mengidentifikasi tari? Betul yang pertama terlihat adalah gerak,

selanjutnya busananya dan kemudian mendengar iringannya. Setiap

etnis memiliki ciri khas, gerak busana, dan iringan yang berbeda.

Marilah kita perhatikan contoh tari di bawah ini.

50

kelas XI SMA/SMK/MA/MAK

semester 2

1.

Tari Bali

Sumber: www.pbase.com

Gambar 12.2

Tari Trunajaya dari Bali

Ciptaan I Mario

Sikap tangan dan lengan

dengan ruang yang

terbuka lebar. Posisi badan

cenderung condong, dan

disertai ekspresi mata

yang lincah Hiasan kepala

merupakan ciri khas

Kebyar.

Gambar 12.3Tari Legong dari Bali

Sumber : zeigon.blogspot.com

Sikap tangan dan lengan dengan ruang yang terbuka lebar

dan posisi sikut yang senantiasa sejajar dengan dada. Posisi

badan cenderung condong, dan disertai ekspresi mata yang

lincah. Antara badan dan kepala membentuk garis diagonal.

Ciri khas genre Legong terdapat pada hiasan kepala dan

busana.

Sumber: sejarahtaribali.blogspot.com

Gambar 12.1

Tokoh tari Bali I Mario

pencipta tari genre Kebyar

51

Seni Budaya

Di dalam tari Bali, penilaian wiraga, wirama, wirasa memiliki

identitas khusus yang tertuang dalam istilah :

1.

Agem

Si

kap badan, tangan dan kaki yang harus dipertahankan

2.

Tandan

g

Cara berpindah tempat

3.

Tangke

p

Eskpresi mimik wajah yang memberikan penguatan pada

penjiwaan tari

Estetika wiraga tari Bali dibangun dari kekokohan agem dengan

posisi badan diagonal dalam tiga bagian yaitu kepala, badan dan

kaki; tandang dan tangkep yang ditampilkan dengan baik dan benar

menurut kaidah tradisi Bali. Kesan estetis yang ditumbuhkan dari

penampilan tari Bali adalah dinamis, ekspresif, dan energik.

2.

Tari Ja

wa

Sumber: blvckshadow.blogspot.com

Gambar 12.4

Tari Arjuna dari Jawa

Karakter putra alus dari tokoh Arjuna diperlihatkan pada

sikap kaki dan tangan dengan ruang yang sedang. Hiasan

kepala memakai mahkota wayang untuk ksatria alus.

Koreografi yang simetris memberikan kesan tenang

mengalun

Sumber: majalahsiantar.blogspot.com

Gambar 12.5

Tari Gatot Kaca dari Jawa

Karakter putra gagah dari tokoh Gatot Kaca diperlihatkan

pada sikap kaki dan tangan dengan ruang yang luas. Hiasan

kepala memakai mahkota wayang untuk ksatria gagah.

52

kelas XI SMA/SMK/MA/MAK

semester 2

Penampilan tari atau wiraga dalam tari Jawa harus sesuai

dengan karakter tokoh tari yang ditampilkan. Ruang, dan tenaga

menjadi tuntutan dalam memerankan tokoh yang memiliki karakter.

Ruang gerak sempit untuk karakter halus. Ruang gerak luas untuk

memerankan tokoh sesuai dengan karakter gagah. Koreografi disusun

dengan simetris, memberikan kesan seimbang, tenang dan mengalun.

3.

Tari Suma

tera

Sumber: kumpulan-budaya.blogspot.com

Gambar 12.6

Tari Zapin dari Sumatera

Geraknya ringan

melayang, dinamis,

pergerakan kaki cepat

mengikut rentak pukulan.

gendang

Sumber: www.wisatamelayu.com

Gambar 12.7

Tari Serampangduabelas

dari Sumatera

Geraknya ringan

melayang, dinamis,

pergerakan kaki cepat

mengikut rentak pukulan.

gendang

Karakteristik gerak tari Melayu adalah penari yang bergerak

melayang ringan bagaikan berselancar meniti aliran air, kadang-

kadang meloncat ringan bagaikan riak gelombang yang memecah

membentur karang-karang kecil. Komposisi berkembang dari tempo

yang perlahan, merambat cepat, dan mencapai klimaks kecepatan

di bagian akhir.

53

Seni Budaya

C. Nilai

Etis

pada

Tari

Kegunaan tari di Indonesia tentunya beragam, sesuai dengan

etnis, agama dan suku yang dianutnya. Nilai-nilai etika setiap daerah

tercermin dalam tari. Claire Holt (1967) menyatakan : “perlihatkan

tarimu, maka akan terlihat budayamu”. Pernyataan tersebut memberi

penguatan pemahaman bahwa tari sebagai produk masyarakat

berlandaskan pada nilai-nilai yang dianut masyarakat penyangga

budayanya. Nilai estetis tergambar dalam penampilannya, sedangkan

nilai etis dapat digali dari filosofi tarian tersebut. Nilai etis antar

etnis di Indonesia itu berbeda, nah mari kita perhatikan tari dari

setiap daerah, beberapa diantaranya yaitu : Bali Jawa, dan Sumatera.

1.

Nila

i Etis pada Tari Bali

Sumber: vantheology.wordpress.com

Gambar 12.8

Tari Barong dari Bali

Sumber: badungtourism.com

Gambar 12.9

Rangda dari Bali

Barong (gb. 12.8) dan Rangda (gb. 12.9) adalah perwujudan

simbolis dari kekuatan baik dan kekuatan jahat dalam

mitologi Bali. Rwa Bhineda atau dua yang berbeda adalah

dua kekuatan yang senantiasa bersaing di dunia, dan

manusia berada di tengah dua kekuatan besar tersebut.

Oleh karena itu manusia senantiasa dituntut dinamis dalam

menghadapi dan mengantisipasi dua kekuatan yang berbeda

dan bertentangan. Konsep budaya rwa bhineda tercermin

dalam konsep estetis tari Bali yang senantiasa dinamis,

energik dalam gerak yang cenderung asimetris. Nilai etis

pada tari Bali terungkap dalam tabir konsep budayanya.

54

kelas XI SMA/SMK/MA/MAK

semester 2

2.

Nilai Etis pada Tari Jawa

Konsep estetis tari Jawa

y

ang tenang mengalun,

memiliki korelasi positif

dengan konsep etis

Jawa yang senantiasa

mengutamakan

ketenangan,

keseimbangan

keselarasan dan harmonis

dengan alam.

Sumber: legenda-daerah.blogspot.com

Gambar 12.10

Tari Serimpi dari Jawa

3.

Nilai Etika Tari Sumatera

Sumber: daulagiri.wordpress.com

Gambar 12.11

Atas: Tari Rantak dari Sumatera

Gambar 12.12

Bawah: Tari Piring dari

Sumatera

Selaras dengan konsep

budaya Melayu yang

terekam dalam folklore

Minang. ‘alam takambang

jadi guru, adat basandi

sara, sara basandi

kitabullah‘ artinya alam

yang berkembang

menjadi guru, adat yang

bersedi pada hukum,

hukum yang bersendi

pada kitab ALLAH. Tidak

mengherankan, apabila

budaya Melayu itu identik

dengan Islami.yang

tampak pada busana

para penari yang selalu

menutup tubuh.

55

Seni Budaya

D. Cara

Menulis

Kritik

Pada bagian ini, kalian akan dibiasakan menuliskan pendapat

kalian atas hasil pengamatan pada beragam tari etnis di Indonesia.

Tahap pertama adalah menuliskan/mendeskripsikan bagian dari

tari yang paling mengesankan. Bagaimana keistimewaan gerak

tersebut dan bagaimana pula teman kalian melakukannya.

Tahap kedua adalah menganalisis gerakannya dengan

memberikan argumen yang jernih mengenai keunggulan maupun

kelemahan tari atas dasar konsep estetis (wiraga, wirama, wirasa)

serta konsep etis dari budaya penyangga tarinya.

Tahap ketiga, adalah mengevaluasi tarinya, berarti

mengemukakan sikap kalian pada tari tersebut. Apabila menurut

versi kalian ada yang perlu diperbaiki tunjukkan saranmu kepada

temanmu bagian gerak yang mana yang perlu diperbaiki.

Dalam hal ini, kalian selalu harus ingat bahwa, saran adalah

saran terserah pada yang dievaluasi akan dilaksanakan atau

tidaknya, Yang penting dalam kegiatan ini adalah meningkatnya

kemampuan kalian dalam mengemukakan pendapat secara lisan

yang disampaikan dengan santun.

Inilah panduan dalam mengkritik, pada kolom berikut ini!

No.

Unsur

Kritik

Wiraga

Keterampilan menari

Hafal gerakan

Ketuntasan

Kebersihan

Keindahan gerak

Wirama

Kesesuaian dan keserasian gerak dengan

irama (iringan)

Kesesuian dan keserasian gerak dengan

tempo

Wirasa

Harmonisasi antara wiraga dan wirama

Kesesuaian dengan busana

Kesesuaian dengan ekspresi

56

kelas XI SMA/SMK/MA/MAK

semester 2

Aktivitas Mengkomunikasikan

1.

Kamu telah melakukan aktivitas pembelajaran kritik tari

dengan mengkomunikasikan nilai estetis, nilai etika dan

menuliskannya dalam bentuk kritik tari secara komprehensif

dan santun.

2

.

Buat tulisan tentang kritik tari mengenai sebuah tarian yang

berada di daerahmu.

3.

Tulisan sesuai kolom cara menuliskan kritik berdasarkan hasil

pengamatan tari daerah lain.

Aktivitas Mengeksplorasi

Amati satu tarian kemudian kritiklah berdasarkan pengamatan

tarian di daerahmu dan lingkungan sekitarmu, temukan nilai

estetis dan etis yang terkandung di dalam tarian tersebut.

Selanjutnya kamu kembangkan dalam tulisanmu.

Bentuklah kelompok kemudian diskusikan.

E. Uji

Kompetensi

1.

Uji Kompetensi Sikap

Urai

kan pendapatmu secara singkat dan jelas pada butir

pertanyaan berikut!

1.

Bagaim

ana caranya melestarikan dan mengembangkan tari

antar etnis, antar ras, dan antar agama?

2.

Bagaim

ana caranya menumbuhkan rasa kebersamaan, rasa

saling menghargai dan rasa solidaritas antar etnis, antar ras,

antar agama?

Rangkuman

Menilai karya tari dengan kriteria: wiraga, wirama, dan wirasa.

Nilai estetis setiap etnis memiliki dasar acuan pada nilai etis di

masing-masing etnis.

Refleksi

Keindahan dan keberagaman seni tari dari beragam etnis,

suku, dan agama dapat menumbuhkan sikap saling menghargai,

memiliki rasa kebersamaan dan solidaritas.